Permainan judi roulette online, tidak memiliki bias, yang dapat dimainkan dengan cara, yaitu pada “firasat”, atau dengan menggunakan “sistem” tertentu.
Metode firasat dapat mencakup digit pada tanggal kelahiran pemain, angka keberuntungannya, angka kemenangan terakhir dalam lotre, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada alasan analitis yang digunakan dalam kasus ini. Banyak pemain di Indonesia yang mempercayai metode ini saat bermain roulette.
Namun, hal itu tidak terjadi di Eropa. Mayoritas pemain di sana menganggap metode firasat sebagai kebodohan murni, yang pasti mengarah pada kehilangan uang. Alih-alih menggunakan firasat, mereka menerapkan sistem matematika, karena mereka percaya bahwa permainan roulette harus dimainkan secara metodis, dengan bantuan semacam dasar logis atau numerik.
Kebenarannya adalah bahwa banyak pemain biasa kehilangan uang dalam upaya bermain roulette menggunakan sistem taruhan matematika. Alasannya, bagaimanapun, untuk hasil seperti itu terletak pada bahwa banyak pemain biasa belum belajar atau mempraktikkan poin-poin yang baik dari permainan sistem.
Mayoritas sistem taruhan berfokus pada enam taruhan luar (merah, hitam, ganjil, genap, besar, kecil). Karena semua taruhan ini setara secara moneter dan statistik ketika ditempatkan pada roda tanpa bias, dari sudut pandang sistem, tidak masalah salah satu dari taruhan itu yang akan dipilih pemain.
Sekarang, mari kita lihat lebih dekat sejumlah sistem permainan tradisional.
Sistem Martingale
Sistem taruhan Martingale dan variasinya, juga disebut sistem penggandaan atau perkembangan, telah mendapatkan popularitas terbesar di antara para pemain judi roulette di seluruh dunia. Prinsip dasar Martingale, yang berlaku untuk setiap taruhan even odds (pembayaran 1:1), dibuat lebih dari tiga abad yang lalu, sementara popularitasnya telah meningkat sejak saat itu. Sistem ini telah membuat banyak pemain menghasilkan kemenangan besar, tetapi juga menjadi penyebab kerugian besar bagi yang lain.
Disajikan dalam bentuk yang paling mendasar, sistem Martingale mengemukakan bahwa jumlah taruhan awal perlu digandakan setelah setiap kekalahan beruntun. Di sisi lain, setelah setiap kemenangan berturut-turut, taruhan dikurangi ke nilai aslinya dan tetap seperti ini sampai pemain kalah. Akhirnya, semua kerugian akan ditanggung oleh keuntungan bersih dari jumlah taruhan awal.
Jika pemain memasang taruhan 4 unit pada awalnya dan kalah, taruhan berikutnya akan berlipat ganda menjadi 8 unit. Jika taruhan kedua kalah, yang ketiga akan menjadi 16 unit. Jika taruhan ketiga juga kalah, yang keempat akan menjadi 32 unit. Jika taruhan keempat menang, jumlah dari tiga taruhan pertama (4+8+16=28) akan ditanggung dan keuntungan bersih dari 4 unit akan dicetak. Setiap kali taruhan menang, ukuran taruhan berikutnya akan dikurangi menjadi jumlah asli 4 unit.
Kerugian utama dari sistem ini terletak pada serangkaian kekalahan beruntun yang akan membuat jumlah taruhan terus bertambah hingga mencapai batas maksimum meja. Dalam banyak kasus, batas maksimum untuk taruhan luar adalah 200 kali dari taruhan minimum. Rasio ini memungkinkan pemain untuk menggandakan taruhannya tujuh kali berturut-turut sebelum batas maksimum tercapat. Misalnya, jika batas maksimum meja di atur ke 800 unit dan taruhan awal adalah 4 unit, maka serangkaian kekalahan berurutan adalah sebagai berikut:
4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512
Setelah kekalahan kedelapan berturut-turut, pada saat pemain menggandakan taruhannya, maka batas maksimum akan tercapai. Ini bukan peristiwa langka bagi pemain untuk mencetak delapan kekalahan beruntun dengan taruhan luar. Menurut para ahli, peristiwa semacam itu dapat terjadi setiap 170 kali bola berputar.
Grand Martingale
Juga dikenal sebagai Great Martingale, ini adalah variasi yang paling terkenal dari sistem taruhan tradisional Martingale. Sistem ini mengemukakan bahwa setelah setiap kekalahan, selain menggandakan taruhannya, seorang juga pemain perlu menambahkan satu unit lagi. Jika pemain memasang taruhan pada 4 unit pada awalnya dan kalah, taruhan berikutnya akan menjadi 9 unit dan bukan 8. Jika taruhan kedua kalah, yang berikutnya akan ditingkatkan menjadi 19 unit (18+1).
Mari kita asumsikan bahwa batas taruhan maksimum meja diatur ke 800 unit dan taruhan awal adalah 4 unit. Dengan menggunakan variasi Martingale ini, serangkaian kerugian berurutan adalah sebagai berikut:
4, 9, 19, 39, 79, 159, 319, 639
Setelah kekalahan kedelapan berturut-turut, pada saat pemain menggandakan taruhannya, batas meja akan tercapai.
Keuntungan dari variasi Martingale ini terletak pada bahwa setiap kali serangkaian kekalahan dipecahkan oleh kemenangan, keuntungan bersih melebihi taruhan awal. Mempertimbangkan urutan di atas, jika empat kekalahan berturut-turut diikuti oleh kemenangan, keuntungan bersih akan menjadi 8 unit, bukan 4 unit seperti sistem Martingale tradisional. (4+9+19+39=71, lalu 79-71=8).
Kita harus mencatat bahwa dengan Grand Martingale, keuntungan bersih selalu sama dengan taruhan awal ditambah satu unit untuk setiap kerugian dalam seri yang diberikan.
Reverse Martingale
Ada pemain yang lebih memilih untuk tidak mengejar kekalahan mereka, seperti yang biasanya terjadi pada sistem Martingale tradisional, tetapi mengambil keuntungan dari serangkaian kemenangan. Ketika menggunakan sistem Reverse Martingale, seorang pemain biasanya akan menggandakan taruhannya setelah setiap kemenangan, sementara taruhan akan dikembalikan ke jumlah awal setelah setiap kekalahan.
Seorang pemain biasanya akan mengandalkan penilaiannya yang baik untuk menentukan sejauh mana kemenangan beruntun harus dilakukan. Dia tidak bisa membiarkan rentetan berjalan seperti itu ke batas maksimum, karena serangkaian delapan kemenangan beruntun dapat terjadi sekali setiap 395 putaran bola, menurut para ahli. Dan karena kekalahan pertama kemungkinan akan “menghabiskan” semua kemenangan potensial dari seri, itu harus dikurangi (dikembalikan ke jumlah taruhan awal), sehingga setiap keuntungan dapat dipertahankan.
Intinya adalah, seorang pemain harus sangat berhati-hati menggunakan variasi Martingale ini.
